Bappeda Kabupaten Bekasi Akselarasikan Indeks Pengangguran dan Kemiskinan

Permasalahan pembangunan dimanapun adalah kemiskinan dan pengangguran. Dua Indeks ini yang terus kejar mengejar dalam pencapaian target pembangunan.
Untuk Kabupaten Bekasi Indeks Pengangguran dan Kemiskinan alami kenaikan pengurangan angka Indeks yang hanya beberapa 0 koma persen dari target yang ditetapkan.
Pengangguran turun pada tahun 2022 menjadi  10 persen. Sedangkan di tahun 2024 turun diangka 8,8 persen. Kemiskinan mengalami penurunan 2 persen. Sedangkan Kemiskinan turun dari 5,01 ke  4,8 persen
Agus mengatakan sulitnya tercapai target penekanan angka pengangguran adalah faktor urban (pendatang) yang cukup tinggi. Namun berbanding terbalik dengan kesempatan kerja yang  tersedia. Sehingga membuat tinggi angka pengangguran.
Selain itu karena karakter Kabupaten Bekasi yaitu kota industri yang menyebabkan pendatang berduyun-duyun ke Kabupaten Bekasi. Karakter ini sama dengan Kerawang yang menjadikan pengangguran menjadi tinggi.
“Yang dijadikan faktor membuat tinggi adalah urbannya. Pendatang yang mencari kerjanya tak seimbang dengan kesempatan kerja terbatas. Kesempatan kerja itu setahun 15 ribu dan mencari kerjanya 45 ribu sedangkan lulusan SMA SMK mengalami peningkatan setiap tahun,” jelas Agus.
Faktor ini menjadi tantangan Pemerintah Daerah agak sulit menekannya. Untuk itu segala formula dilakukan pemerintah daerah yaitu peningkatan iklim usaha. “Kita digenjot diharapkan Pemda dengan berbagai stimulasi berbagai program bisa meningkatkan kesempatan kerja. Didunia usaha bagaimana menumbuhkan iklim usaha. Banyak pabrik yang masuk membuka lapangan kerja. Pabrik bisa tumbuh penjualan meningkat dan bisa merekrut tenaga kerja yang luas bagi masyarakat,” beber Agus.
Namun sisi lain urban tidak putus begitu saja. Dan tidak serta merta kembali ke kampung halamannya. Pendatang tetap bertahan dan menunggu hingga mendapatkan pekerjaan kembali walaupun habis kontrak. Lalu terhitung pada jumlah pengangguran Bekasi bercampur baru pengangguran lokal dan pendatang.
“Itu problemnya yang terdata di BPS berdasarkan survei domisili. Jadi tidak bisa dihindari pengangguran,”jelas Agus.
Untuk itu pemda upaya memiliki konsern. mengurangi pengangguran yaitu mendorong iklim usaha bisa membuka kesempatan kerja yang lebih luas. Kita berupaya mengurangi gap kompetensi tenaga kerja lebih matc yang diperlukan saat . Peningkatan kurikulum di SMK dan kurikulum pelatihan.
“Pemerintah mendorong masyarakat tidak hanya sebagai tenaga kerja diperusahaan tetapi disektor lainnya seperti di UMKM dan Ekonomi kreatif,”tutupnya.(Adv)