Kendati ditengah pandemi Covid-19 membuat semua sektor terpuruk, namun berbanding terbalik dengan iklim investasi di Kabupaten Bekasi. Hal ini membuat Anggota Komisi IV DPRD mengapresiasi atas meningkatnya iklim investasi di Kabupaten Bekasi. Imbasnya pun harus dirasakan secara nyata akan penyerapan tenaga kerja lokal bertambah dan berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Bekasi.
“Dengan posisi Kabupaten Bekasi masih menjadi primadona investasi di Jawa Barat, ini membuktikan jika semua fasilitas yang mendukung iklim investasi di sini berjalan dengan baik,” jelas Anggota Komisi IV DPRD Kabupaten Bekasi, Ahmad Zamronibelum kemarin.
Sebagai anggota DPRD, Zamroni terus mendukung agar setiap peraturan dan perizinan yang ada di Kabupaten Bekasi semakin dipermudah untuk mendukung iklim investasi. Dipermudahnya peraturan dan perizinan diharapkan dapat mendorong agar kran investasi di Kabupaten Bekasi semakin terbuka lebar serta memberikan kesempatan kepada para pengusaha lokal, nasional dan international untuk berinvestasi di sini.
“Idealnya ya seperti itu, peraturan dan perizinan tidak banyak neka-nekonya, tidak ada lagi perizinan yg berbelit-belit, ini yang harus kita lakukan. Agar tujuannya jelas, investasi terus menerus meningkat setiap tahunnya,” katanya.
Menurut dia, kemudahan berinvestasi serta faktor keamanan dan kenyaman menjadi penunjang pengusaha menanamkan modalnya di Kabupaten Bekasi. Jika para pengusaha nyaman, Zamroni yakin pengusaha lainnya akan menyusul untuk berinvestasi di Kabupaten Bekasi.
Selain itu, dampak yang akan dirasakan yaitu meningkatnya penyerapan tenaga kerja lokal di Kabupaten Bekasi. “Nah penyerapan tenaga kerja lokal menjadi faktor penting dimana pemerintah daerah sangat berperan mendorong agar perusahaan yang ada, bisa maksimal mengutamakan para tenaga kerja lokal bekerja di perusahaannya,” kata dia.
Zamroni berharap persoalan tenaga kerja lokal di Kabupaten Bekasi dikelola dengan baik, pemerintah daerah melalui Dinas Tenaga Kerja harus membuat satu sistem untuk mendata setiap perusahan yang membutuhkan tenaga kerja, agar para pencari kerja mudah mendapat informasi lowongan kerja.
Saat ini, penyerapan tenaga kerja lokal dilihatnya belum berjalan maksimal. Salah satu faktornya yaitu kondisi pandemi Covid-19 yang sangat memukul para pengusaha sejak tahun 2020. Namun, saat ini, masuk tahap pemulihan ekonomi dimana para pengusaha mulai menggeliat kembali menghidupkan roda usahanya di Kabupaten Bekasi.
“Ya kondisi Covid membuat perusahaan ada yang tidak menyerap tenaga kerja, bahkan memberhentikan karyawannya. Tetapi saya yakin, saat ini kita memasuki tahap pemulihan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja juga mulai menggeliat kembali,” tandasnya.
Sementara itu Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DBMPTSP) Kabupaten Bekasi, Sutia Resmulyawan mengatakan, penanaman modal di Kabupaten Bekasi pada semester pertama masih besar. Sebab, penanaman modal mencapai Rp 13,45 triliun.
“Ini menjadi nilai positif, Kabupaten Bekasi masih dipercaya para investor untuk menanamkan investasi,” kata dia.
Menurutnya, meski masih di tengah masa pandemi Covid-19 namun geliat perekonomian di wilayahnya mulai berkembang ditambah kondusifitas iklim investasi yang membuat para investor masih percaya untuk menanamkan modalnya di Kabupaten Bekasi.
Realisasi investasi di Kabupaten Bekasi mencapai 36,23 persen. Dari angka tersebut, kata dia, dari total penanaman modal di Jawa Barat pada triwulan pertama 2021 yakni Rp37,1 triliun.
Investasi di Kabupaten Bekasi masih didominasi sektor penanaman modal asing yakni mencapai Rp 11,6 triliun sedangkan realisasi penanaman modal dalam negeri sebesar Rp1,8 triliun.
Belasan triliun rupiah investasi itu tercipta dari total 1.950 proyek yang terdiri atas 1.368 proyek investor asing serta 582 proyek dari penanaman modal dalam negeri.
Selain nilai penanaman modal ini, lanjut dia, sisi positif bagi daerah dengan industri terbesar di Asia Tenggara itu lantaran dari realisasi investasi ini terserap tenaga kerja.
“Dari data yang kami terima, setidaknya ada 6.732 tenaga kerja yang terserap dari ribuan proyek ini, jadi walaupun pandemi angka penyerapan tenaga kerja sangat tinggi,” ujar Sutia.(*)